Atlee Kumar atau biasa dipanggil Atlee saja, adalah sutradara terkemuka di industri film Tamil. Usianya baru tiga puluh enam tahun. Sejak debutnya sebagai sutradara di tahun 2010, hingga saat ini ia baru membuat 5 film. Kecuali Jawan yang belum rilis, semua film karyanya tak pernah gagal.
Bagi sinema Tamil, nama Atlee sama seperti Rohit Shetty di sinema Hindi. Ia adalah seorang sutradara yang dapat menciptakan pengalaman sinematik yang disukai penonton.
Sebelum Anda menonton film terbaru Shah Rukh Khan, berikut ini adalah rekam jejak seorang Atlee dalam sinema India.
Karya Unik Atlee
Setiap seniman, termasuk sutradara, selalu memiliki ciri khas atas karya-karyanya. Demikian juga dengan Atlee. Karya filmnya selalu memiliki kemegahan, tema yang kuat, dan plot filmnya berbeda-beda, namun pengaruhnya terhadap penontonnya selalu luar biasa.
Ambil contoh Theri, Bigil , atau Mersal. Ketiga film ini memiliki ciri khas karya Atlee; kolosal, pahlawan moralistik, romantis, tarian massal, aksi perkelahian epic, insiden emosional, atau kilas balik yang menyayat hati.
Semua unsur sinematik karya Atlee dapat mengikat penonton dengan sang protagonis. Banyak momen yang bisa membuat penonton bertepuk tangan, ataupun bersiul, bahkan tertawa ngakak karena aksi protagonis di layar. Semua disajikan penuh gaya.
Kecuali Raja Rani, yang merupakan drama romantis, semua film Atlee bertema perjuangan sang protagonis untuk keadilan. Entah hero tersebut gagal oleh sistem, atau kehilangan seseorang yang sangat dekat dan menunggu kesempatan untuk melawan dan balas dendam.
Hampir selalu ada kilas balik menarik yang mengaitkan sang pahlawan dengan tujuan utama film.
Tentu saja, ada pesan moral dan nilai-nilai sosial, tanggung jawab sebagai warga negara, media, pemerintah, hingga pentingnya demokrasi. Seolah-olah Atlee sedang menghasut kaum muda, berbicara kepada mereka dalam bahasa sinema yang bisa mereka pahami.
Di film Theri (2016), Atlee mengangkat kasus pemerkosaan berkelompok yang dilakukan oleh seorang anak pejabat. Tema ini terinspirasi dari kasus Nirbhaya yang mengerikan yang terjadi pada tahun 2012 di India.
Sementara di film Mersal, Atlee mengambil tema kejahatan medis yang sering dilakukan oleh dokter atau rumah sakit. Sedangkan di film Bigil, Atlee mengambil tema emansipasi wanita dengan melatih tim sepak bola wanita. Juga diselipkan tentang penyintas serangan asam, wanita hamil, dan wanita yang menikah dalam keluarga ortodoks.
Inspirasi tema yang diangkat mungkin sudah biasa dan terkesan agak kuno. Tapi menariknya, Atlee bisa memadukan unsur pesan sosial dengan unsur hiburan yang bisa menyenangkan semua kalangan. Bahkan, ia bisa meniru sebuah adegan film terkenal tanpa terkesan ‘copy paste’.
Atlee dan Emansipasi Wanita
Satu hal yang tak pernah ketinggalan dalam setiap karyanya adalah tema tentang wanita.
Sesuai pengakuan Atlee dalam sebuah wawancara radio, ia secara sadar menciptakan ruang bagi karakter perempuan karena ia yakin perempuan adalah pengambil keputusan utama, yang mengarahkan penonton ke bioskop.
Meski begitu, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa karakter perempuan yang dibuat oleh Atlee juga merupakan karikatur yang ditulis dengan buruk. Perempuan hanya sekadar representasi stereotip yang membuat kita bosan menonton di layar.
Di sisi lain, Atlee juga mengenalkan pada penonton karakter wanita yang galak, berbakat, sukses, dan penuh potensi. Lalu karakter wanita itu diturunkan menjadi seorang ibu rumah tangga yang cantik, seorang istri yang berbakti, atau seorang menantu perempuan yang peran utamanya adalah menjaga keutuhan keluarga, sementara sang pahlawan sibuk menyelamatkan dunia.
Generasi milenial mungkin bertanya-tanya kepada Atlee, Jika Anda bisa membuat film yang sukses, mengapa tidak memberikan ruang bagi seorang ibu tunggal, seorang perempuan mandiri, yang memilih karier daripada keluarga?
Karakter semacam itu mungkin itu tidak akan berhasil bagi Atlee. Ia tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam kehidupan pribadinya karena ia berasal dari ‘keluarganya yang bahagia dan sempurna’.
Atlee dan Budaya Tamil
Kecintaannya pada bahasa dan budaya Tamil juga terlihat dalam adegan-adegan yang ia buat dengan cermat, seperti di Mersal. Ketika karakter Vijay mendarat di sebuah bandara, Vijay masih memakai baju adat Tamil.
Atau ketika Vijay memilih untuk berbicara dalam bahasa Tamil di tengah forum internasional, ini adalah wujud kecintaan Atlee terhadap bahasa dan budayanya. Hebatnya, adegan ini memberikan dampak yang efektif bagi penonton. Atlee bisa tahu apa yang diinginkan penonton.
Kecintaannya pada budaya daerahnya tampak di berbagai adegan dalam setiap karya-karyanya. Ide Atlee sederhana, untuk menghibur penonton dan membuat orang terikat dan bahagia saat menonton filmnya.
Di negara di mana keadilan masih buta, berkas-berkas terkubur dan dilupakan karena birokrasi, dan generasi muda semakin kehilangan minat terhadap politik dan isu-isu terkini, Atlee hadir memberikan mimpi indah, membawa penonton pada dunia imajinasi. Dunia di mana pahlawan keluarga dan pembela keadilan yang sempurna, yang akan menjadikan dunia sebagai tempat yang aman dan adil bagi semua.
Pada saat film berakhir, saat lagu tema diputar, penonton akan mengingat ‘pesan positif’ dalam film tersebut, lalu pulang dengan bahagia.
Atlee dan Tantangan
Jika melihat grafik kariernya, dari Mugaputhagam hingga Bigil , bisa dikatakan bahwa Atlee sangat menyukai tantangan. Ia selalu menantang dirinya sendiri dengan sesuatu yang lebih besar, lebih ambisius dalam setiap proyeknya. Termasuk keputusannya mengerjakan Jawan .
Jika di Tamil Atlee bekerja dengan bintang besar seperti Vijay Thalapathy, maka sekarang ia menantang dirinya sendiri untuk naik level dengan mengarahkan Shah Rukh Khan.
Apakah kali ini Atlee akan berhasil seperti film-film sebelumnya? Kita tunggu saja nanti saat Jawan rilis pada 7 September 2023.
Atlee | |
---|---|
Lahir | Nama asli : Arun Kumar 21 September 1986 (umur 37) Thiruparankundram, Madurai, Tamil Nadu, India |
Pendidikan | Sathyabama University[1] |
Pekerjaan | Sutradara, penulis naskah, produser |
Tahun Aktif | 2010 – sekarang |
Istri | Krishna Priya (menikah pada tahun 2014) |
Anak | 1 (Laki-laki) |