Ashutosh Gowariker, seorang aktor, sutradara, dan penulis skenario asal India. Ia telah membangun reputasi yang mengesankan dalam industri film.
Ashutosh lahir pada 15 Februari 1964 di Bombay (sekarang Mumbai), India, dan ia terkenal karena karyanya seperti, Lagaan (2001).
Gowariker menempuh pendidikan di Mithibai College di Bombay (Mumbai), di mana ia meraih gelar sarjana dalam bidang kimia. Di sekolah, dia mengembangkan minat dalam pertunjukan dan aktif dalam teater, tari, dan musik.
Awal karirnya bermula sejak berperan dalam iklan dan kemudian membuat debutnya di layar lebar dalam film Hindi, Holi karya Ketan Mehta pada tahun 1984. Ia kemudian membintangi beberapa film seperti Naam (1986), West Is West (1987), Gawahi (1989), dan Kabhi Haan Kabhi Naa (1993;
Selain itu, Gowariker juga tampil dalam serial TV seperti Kachchi Dhoop (1987) dan Circus (1989). Sebelum beralih ke pekerjaan di belakang kamera sebagai sutradara dan penulis skenario, ia juga berakting dalam film berbahasa Marathi Vazir (1994) dan Sarkarnama (1998).
Karya Ashutosh Gowariker
Pada tahun 1990-an, Ashutosh Gowariker mulai menyalurkan minatnya ke dunia penyutradaraan dan juga memberikan kontribusi dalam penulisan naskah. Film penyutradaraan pertamanya adalah drama misteri Pehla Nasha (1993.
Kemudian, ia menyutradarai film thriller kriminal Baazi (1995) yang mencapai kesuksesan menengah. Namun, karya paling berpengaruhnya adalah drama periode epik Lagaan pada tahun 2001.
Lagaan menjadi nominasi untuk Academy Award dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik dan meraih pujian global atas penyutradaraan yang brilian.
Pasca Lagaan
Film berikutnya, Swades (2004), meskipun tidak berhasil di box office, film ini menerima pujian dari para kritikus. Empat tahun kemudian, Gowariker merilis karyanya yang berikutnya, Jodhaa Akbar. Film ini merupakan roman epik yang berlatar belakang abad ke-16, menampilkan Hrithik Roshan dan Aishwarya Rai Bachchan.
Pada tahun 2009, Gowariker beralih ke genre komedi romantis dengan *What’s Your Raashee?”. Kemudian, pada tahun 2010, ia kembali ke film periode dengan Khelein Hum Jee Jaan Sey, yang berlatar belakang tahun 1930-an.
Film-film Ashutosh Gowariker selanjutnya menunjukkan keberagaman genre dan keberanian dalam penceritaan yang berbeda. Setiap karyanya memiliki ciri khasnya sendiri dan menggambarkan keahlian sutradara yang terampil.
Adapula Mohenjo Daro (2016), sebuah drama petualangan epik yang berlatar belakang peradaban kuno Mohenjo-daro. Film ini menampilkan Hrithik Roshan dan Pooja Hegde dalam peran utama dan membawa penonton dalam perjalanan ke masa lalu yang menegangkan.
Panipat (2019), sebuah film yang mengangkat peristiwa sejarah penting di India utara. Dalam film ini, Gowariker mengisahkan Pertempuran Panipat yang terjadi pada tahun 1761 antara pasukan Maratha dan pasukan Afghanistan. Arjun Kapoor dan Sanjay Dutt memerankan tokoh-tokoh penting dalam sejarah ini. Film ini menyoroti ketegangan politik, strategi militer, dan pengorbanan para pahlawan dalam pertempuran.
Karya-karya Gowariker menunjukkan kemampuannya dalam menyutradarai film-film epik yang memadukan sejarah, drama, dan aksi. Ia tidak hanya menciptakan visual yang mengagumkan, tetapi juga menggali kedalaman karakter dan menyampaikan pesan-pesan yang kuat melalui ceritanya. Karya-karyanya sering kali menyoroti isu-isu sosial dan budaya yang relevan dengan zaman modern.
Ashutosh Gowariker telah membuktikan dirinya sebagai seorang sutradara yang berbakat dan visioner. Melalui film-filmnya yang berkualitas tinggi, ia terus memikat penonton dengan pengalaman sinematik yang memukau. Keberanian dan dedikasinya dalam menciptakan karya-karya yang berbeda membuatnya menjadi salah satu sutradara paling terhormat di industri film India.