SARFIRA adalah film India berbahasa Hindi terbaru yang dibintangi oleh Akshay Kumar. Diangkat dari buku ‘Simply Fly – A Deccan Odyssey’, Disutradarai oleh Sudha Kongara, Sarfira adalah versi Hindi dari film India berbahasa Tamil produksi tahun 2020 berjudul Soorarai Pottru. Film itu memilih rilis langsung di Amazon Prime Video karena saat itu sedang pandemi.
Selain Akshay Kumar, film ini juga dibintangi oleh Radhika Madan dan Paresh Rawal.
Sinopsis Film Sarfira
Sarfira adalah kisah tentang seorang pria dengan mimpinya yang mustahil. Saat itu tahun 1998. Veer Mhatre ( Akshay Kumar ) tinggal di desa Jarendeshwar, Maharashtra. Ia dijodohkan dengan Rani ( Radhikka Madan ). Saat perkenalan, Veer menceritakan tentang cita-citanya kepada Rani. Ia ingin mendirikan perusahaan penerbangan dengan biaya paling murah di dunia. Namun usaha Veer tidak berhasil karena tidak ada bank yang mau meminjamkan modal dalam jumlah besar.
Rani tertarik pada Veer. Tapi, dia mau menikah dengan Veer jika Veer telah sukses dengan cita-citanya. Lalu Veer berusaha keras mewujudkan cita-citanya.
Ia sangat mengidolakan Paresh Goswami ( Paresh Rawal ), pemilik Jaz Airlines. Tapi usaha Veer untuk menemui Paresh sia-sia. berbagai cara ia coba, sampai ia menghabiskan seluruh uangnya untuk memesan tiket kelas bisnis agar bisa bertemu dengan Paresh dalam satu pesawat dan mengusulkan idenya.
Ternyata Paresh menolak Veer karena dia merasa tidak layak bersama dengan orang biasa. Prakash Babu (Prakash Belawadi) dari Fundflow Ventures kebetulan berada di penerbangan yang sama. Dia tertari dengan ide Veer.
Lalu Veer berusaha meyakinkan dewan direksi Fundflow bahwa perusahaan penerbangannya bisa memperoleh keuntungan melalui strategi yang out-of-the-box.
Semua berjalan baik, hingga Veer mendapat sebuah kejutan yang mempengaruhi hidup, cinta, dan cita-citanya.
Review Film Sarfira
Arahan dari sutradara Sudha Kongara cukup efektif. Dia menceritakan sebuah kisah inspiratif. Film ini dibumbui dengan momen-momen menghibur dan dramatis yang terus menarik perhatian. Seperti adegan pembuka, pertemuan pertama Veer dengan Paresh Goswami di penerbangan, Veer menjelaskan ide biaya murah ke Prakash Babu di restoran Udipi, dan lainnya.
Adegan Veer yang berjuang mengumpulkan uang untuk tiba di rumah dan mendapati kenyataan yang ada sungguh memilukan. 15 menit terakhir pasti akan membuat mata penonton basah.
Sayangnya, apa yang dilakukan Sudha Kongara adalah pengulangan dari Soororai Pottru, yang merupakan karyanya sendiri. Bagi saya yang telah menonton versi Tamil, tak melihat banyak perbedaan di Sarfira.
Ulasan saya tentang film Soorarai Pottru bisa dibaca disini
Dan, sekali lagi film terbaru Akshay Kumar adalah film ‘remake’ yang terinspirasi oleh kisah nyata. Sepertinya film jenis ini menjadi standar bagi untuk film-film Akki masa kini. Film yang berusaha menonjolkan kepahlawanannya, dan mewarnai dengan patriotisme ciri khasnya.
Sebut saja Mission Mangal, Mission Raniganj, Misi Ram Setu, Misi Menstruasi, Misi Toilet, dan sekarang Misi Deccan Air. Akshay Kumar telah menumpahkan begitu banyak keringat dan air mata dalam usahanya untuk menjadi inspirasi bagi penonton melalui film-filmnya. Sayangnya (sekali lagi), peran yang dilakoninya itu tipikal, mirip, dan hampir identik.
Soororai Pottru, versi Suriya, dibuat dengan sangat luar biasa. Tokoh utamanya adalah seorang petani, pilot, pemegang gelar MBA, insinyur, aktivis, dan rakyat kecil yang melawan penguasa. Semuanya hadir menjadi satu, lalu meraih kemenangan dengan kekuatan karisma dan semangat pantang menyerah.
Dengan kualitas-kualitas penokohan seperti ini, tatapan mata Suriya yang membara dalam Soororai Pottru serta kegigihannya yang luar biasa berhasil memikat penonton. Akan tetapi setelah menyaksikan Akshay Kumar yang telah melakukan akting seperti ini berkali-kali, terasa sangat membosankan.
Kisah romantis antar tokoh utamanya, adalah salah satu bagian terbaik dari Soororai Pottru. Berbanding terbalik di versi Hindi. Kisah romantis di Sarfira justru menjadi salah satu kekurangannya.
Bayangkan saja, pria berusia 56 tahun dan wanita berusia 29 tahun saling menggoda, lalu jatuh cinta.
Kesenjangan usia yang lebar antara Akshay dan Radhika Madan tampak begitu nyata. Meski di dunia nyata mungkin memang ada pasangan yang berhasil dengan perbedaan usia yang jauh, tetapi ini adalah film yang kisah cintanya adalah bagian penting untuk perkembangan karakternya. Perbedaan usia ini tidak bisa ditolerir. Riasan wajah tidak bisa membohongi indera penonton.
Bukan berarti aktingnya jelek. Baik Akshay maupun Radhika Madan sudah berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik. Tapi tetap saja perbedaan usia para aktornya adalah hal yang sangat mengganggu.
Paresh Rawal sebagai antagonis, mengulangi perannya di versi Tamil. Karena ini adalah pengulangan peran, tentu saja bukan perkara sulit bagi aktor senior ini untuk melakukan yang terbaik.
Sepanjang 155 menit, setiap adegan dibalut dengan musik latar yang cukup ramai. Lagu-lagunya lumayan. VFX-nya juga tidak terlalu buruk.
Penutup
Secara keseluruhan, Sarfira ini merupakan versi Hindi yang tidak memiliki banyak perbedaan dengan versi originalnya. Ceritanya bagus. Hanya saja peran yang dilakoni Akshay Kumar terlalu monoton dan tipikal dengan film-film sebelumnya. Perbedaan usia dengan lawan mainnya menjadi sesuatu yang sangat menganggu.