Aktris kelahiran Kolkata, Tina Datta mengungkapkan kemarahannya atas pemerkosaan dan pembunuhan brutal terhadap dokter wanita yang terjadi di Kolkata.
Tina Datta, yang populer di Indonesia lewat serial Uttaran ini, menyampaikan kekhawatirannya tentang keselamatan perempuan di kota kelahirannya tersebut.
Tina Datta, yang juga bintang Bigg Boss 16 itu, menyoroti kurangnya akuntabilitas dari mereka yang berkuasa terhadap para perempuan.
Tina pun lantas bercerita tentang pengalaman pribadinya di tanah kelahirannya tersebut.
“Dulu waktu saya tinggal di Kolkata atau bahkan sekarang kalau saya ke Kalkuta, saya dilarang keras keluar rumah setelah pukul 8:00,” ujar Tina Datta, seperti dilansir dari Bollywoodhungama.
Tina menambahkan, bahwa orang tuanya sangat peduli dengan hal itu. Orang tua Tina selalu memperingatkan untuk tidak keluar rumah setelah pukul 8 malam.
“Ini jelas menjelaskan tentang keselamatan dan keamanan kota itu,” tambahnya.
Tina pun lantas mempertanyakan integritas investigasi dan kejadian setelah insiden tersebut.
“Sungguh memalukan, menyakitkan, bahwa seluruh insiden itu terjadi dan para Menteri berusaha menutupinya,” ujar pemeran Ichcha dalam serial Uttaran itu.
Tina menambahkan, ada rumor bahwa anak TMC (anggota dewan) terlibat di dalamnya. Karena orang TMC yang juga belajar Kedokteran di sana terlibat di dalamnya, rumah sakit dan pemerintah berusaha menghapus semua bukti.
“Anda memberi tahu orang tua dan keluarga setelah tiga jam dan mengatakan bahwa dia bunuh diri,” ujarnya lagi.
Menurut Tina, bahwa itu bukan bunuh diri. Masak iya, sebelum bunuh diri seorang gadis akan terkilir panggulnya, lalu menghancurkan kacamatanya dan merusak matanya?
“Bagaimana Anda menjelaskan bahwa ini adalah bunuh diri?” imbuh aktris yang pernah datang ke Indonesia ini.
Tina pun mengecam kesalahan penanganan proses postmortem dan kremasi.
“Di tempat krematorium, ia adalah orang ketiga dalam antrian, tetapi di mana Anda menempatkannya sebagai orang pertama dalam antrian, sehingga semua bukti terhapus. Dan saya tahu bagaimana tempat krematorium di Kalkuta ini bekerja,” ujarnya blak-blakkan.
Tina pun mengkritik tentang kurangnya tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab.
“Mengapa CBI tidak menangkap kepala sekolah atau DM atau siapa pun yang bertanggung jawab atas rumah sakit itu? Mengapa ia bebas berkeliaran?” tanyanya.
Aktris yang juga populer lewat serialnya Sasural Simar Ka ini, menduga bahwa polisi terlibat dalam upaya menutup-nutupi kasus tersebut.
“Polisi bahkan tidak menghentikan mereka. Jadi jelas polisi terlibat. Yang berarti polisi memiliki perintah dari pihak yang lebih tinggi. Dan siapa yang lebih tinggi? Kepala negara bagian,” ungkapnya berani.
Tina juga mengungkapkan rasa frustrasinya dengan lambatnya proses peradilan bagi korban.
“Untuk kasus Nirbhaya, butuh waktu 12 tahun bagi Nirbhaya untuk mendapatkan keadilan dan orang tuanya untuk mendapatkan keadilan,” jelasnya.
Dalam permohonan emosionalnya, Tina juga berbagi pengalaman pribadinya yang pernah mengalami pelecehan.
“Saya telah dilecehkan berkali-kali sejak saya masih kecil,” ungkapnya terus terang.
Menurut Tina, sangat jarang orang berbicara tentang hal itu karena mereka malu, mereka merasa dipermalukan, karena terkadang justru anggota keluarga yang melecehkannya.
“Jadi itu adalah hal yang sangat menakutkan dan tidak ada rasa aman. Bahkan Anda tidak dapat menyekolahkan anak-anak Anda di Taman Kanak-kanak, karena di sana juga anak-anak Anda dilecehkan,” terangnya.
Tina pun menyerukan penegakan hukum yang lebih ketat lagi, agar hal serupa tidak terjadi lagi.
“Sudah saatnya PM kita membuat aturan dan hukum yang ketat terhadap pemerkosaan dan langsung memenggal kepala mereka saat mereka memperkosa,” pungkasnya dengan nada sangat kesal.***
—————
Artikel ini telah terbit di bollywood.infoindonesia.id