Ghudchadi adalah nostalgia bagi Sanjay Dutt dan Raveena Tandon untuk membangkitkan chemistry mereka yang membara dengan menciptakan kembali adegan ikonik dari film Aatish. Disutradarai oleh Binnoy K Gandhi, naskah oleh Deepak Kapur Bhardwaj memiliki premis yang cukup menarik. Kisah cinta di usia paruh baya.
Film ini benar-benar membawa penonton untuk bernostalgia dengan film Bollywood era 90an. Apalagi di film ini menjadi ‘comeback’ aktris veteran Aruna Irani yang terkenal dengan peran antagonisnya.
Bukan berarti film ini hanya diperankan oleh generasi jadul, ada Khushalii Kumar dan Parth Samthaan sebagai pasangan kekasih masa kini yang akan memberikan warna tersendiri.
Seperti apa filmnya? Yuk simak ulasan berikut ini.
Sinopsis Ghudchadi
Bertempat di Delhi, film ini menceritakan kehidupan Chirag (Parth Samthaan) yang tinggal bersama ayahnya, Kolonel Veer (Sanjay Dutt), seorang pensiunan perwira militer, dan neneknya, Kalyani Devi (Aruna Irani). Chirag memiliki bisnis start up yaitu pakaian dalam pria yang tidak berbau dan nyaman.
Di pernikahan sahabatnya, Chirag bertemu Devika. Kecantikan, kecerdasan, keberanian, dan kelakuan buruk Devika menarik perhatian Chirag.
Dan secara kebetulan Chirag bertemu dengan Devika saat dia presentasi tentang pakaian dalam hasil produksinya. Devika, seorang profesional pemasaran, menyukai ide Chirag dan memutuskan untuk mendanainya. Kesepakatan bisnis ini segera memberi jalan bagi percintaan di antara mereka.
Namun ada dua hambatan yang menghalangi mereka untuk mencapai “kebahagiaan selamanya”. Devika adalah orang Punjabi, dan Chirag adalah seorang dari kasta Brahmana. Kalyani Devi sangat menentang pernikahan beda kasta.
Sementara itu, Veer, ayah Chirag yang sudah lama menduda, tanpa sengaja bertemu lagi dengan Menka (Raveena Tandon), kekasihnya di masa lalu. Cinta lama pun kembali bersemi. Bertahun-tahun yang lalu, Veer dan Menka berpisah karena ditentang oleh Kalyani Devi. Alasannya karena beda kasta.
Kini, Veer bertekad untuk memperjuangkan cinta mereka.
Kekacauan terjadi ketika Chirag menyadari bahwa ayahnya akan melamar Menka yang ternyata adalah ibu dari Devika.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Ulasan Ghudchadi
Laki-laki bertemu perempuan. Bunga cinta beterbangan. Keluarga menentang. Drama pun terjadi. Ini adalah kisah cinta klasik yang dikemas ulang dan diperkenalkan kembali berkali-kali. Namun naskah yang ditulis oleh Deepak Kapur Bhardwaj memiliki premis yang cukup menarik, yaitu kisah cinta di usia paruh baya.
Konflik yang dibangun sangat klise dengan penambahan bumbu percintaan anak-anak mantan kekasih. Mungkin kalau dibuat di Indonesia, film ini akan diberi judul “Kekasihku, calon adik tiriku”. Sinetron banget, kan?
Sejujurnya, Ghudchadi tidak punya banyak hal untuk dibanggakan. Naskahnya biasa-biasa saja, skenarionya cukup membosankan, ditandai dengan dialog-dialog yang berusaha untuk lucu. Terasa banget film ini ala sinetron yang biasa kita tonton di tv.
Tapi, pembuatnya sengaja membuatnya demikian. Binnoy K Gandhi berusaha untuk memberi penghormatan kepada film-film Bollywood tahun 90-an, di mana sepasang kekasih dipisahkan oleh keluarga jahat, yang akan membuat penonton tidak sabar dan gusar dengan karakter antagonisnya.
Parth Samthaan cukup terlihat berusaha keras memberikan penampilan terbaiknya. Dalam adegan yang lebih emosional, dia cukup baik. Tapi cukup terlihat kaku saat melucu.
Khushalii Kumar juga tampil cukup berimbang. Ia menghabiskan sebagian besar babak kedua dengan merengek dan menangis. Sayangnya, perancang kostum/stylistnya salah memberikan kostum. Dalam upaya untuk membuatnya terlihat seksi, kostum Khushalii terlalu seksi khususnya saat adegan di kantor. Mengapa pakar pemasaran terlihat seperti remaja yang siap menghadiri konser rock? Entahlah.
Sanjay Dutt dan Raveena Tandon adalah satu-satunya alasan saya menonton film ini. Benar-benar nostalgia melihat mereka bernyanyi dan bermesraan satu sama lain. Meskipun terlihat cukup menggelikan, romansa cinta di usia paruh baya yang coba dihadirkan oleh pasangan ini cukup berhasil.
Sebagai veteran, Aruna Irani tak perlu diragukan lagi jika berperan sebagai tokoh emak-emak antagonis. Peran yang sudah ia lakoni berkali-kali. Buat penggemarnya, film ini benar-benar sebuah ajang nostalgia yang tepat.
Penutup
Jelas sekali film ini diperuntukan bagi penggemar film Bollywood era 90an. Kehadiran Sanjay Dutt, Raveena Tandon, dan Aruna Irani berhasil membangunkan nostalgia di masa lalu. Tidak sepenuhnya berhasil, namun film ini bisa ditonton bersama keluarga di kala senggang.
Sutradara | Binoy Gandhi |
---|---|
Naskah | Deepak Kapur Bhardwaj |
Produser |
|
Pemeran |
|