Selain karena genre favorit saya, melihat nama Jeethu Joseph dibalik film ‘Neru’ membuat saya antusias menonton film ini. Pembuat Drishyam itu kembali dengan sebuah cerita yang mengandalkan ‘Drishyam’ (Visual), yaitu NERU, yang jika diartikan adalah ‘titik hitam’ yang dilihat seorang tunanetra.
Film ini sudah bisa disaksikan di layanan Disney+Hotstar mulai 23 Januari, 2024. Atau anda bisa menyaksikannya di layanan OTT terdekat.
Ulasan Neru
Bercerita tentang kasus pemerkosaan terhadap seorang wanita tunanetra di rumahnya ketika tidak ada orang lain yang hadir, Neru fokus pada upaya korban dan pengacaranya untuk membuktikan di hadapan hukum bahwa pria yang di identifikasi melalui indra peraba dan pendengaran, memang benar pelakunya.
Dalam 152 menit, sebagian besar durasi film ini berlangsung di ruang sidang. Setiap tahapan persidangan dieksplorasi dengan cepat dan cermat.
Cerita ‘Neru’
Jeethu memulai film ini ketika inspektur polisi Thumba Paul Varghese (Ganesh Kumar) mengetahui tentang insiden tersebut. Korbannya adalah Sara Mohammed (Anaswara Rajan), seorang gadis remaja tunanetra.
Meskipun tunanetra, Sara adalah seorang pematung yang terampil, sama seperti ayah tirinya Mohammed (Jagadish).
Jadi, meskipun secara teknis ia tidak melihat pelakunya, Sara bisa membuat patung pelakunya berdasarkan ingatannya tentang fitur wajah si pelaku. Tujuannya agar keluarganya dapat mengenali si pelaku.
Dari hasil analisa wajah patung buatan Sara, polisi menangkap Michael (Sankar Induchoodan), seorang pria dari Mumbai yang datang ke rumah tetangga Sara. Karena Michael berasal dari keluarga kaya, ia menggunakan pengacara terkenal yaitu Rajasekhararan (Siddique) untuk membela kasusnya.
Latar belakang cerita dan pengenalan karakter di film ‘NERU’ disajikan secara cepat. Di 20 menit awal penonton telah sampai di tahap persidangan yang pertama. Menit-menit selanjutnya adalah sidang, sidang, dan sidang.
Di 20 menit pertama ini kita sudah akan tahu bagaimana film ini akan berakhir. Neru bukan satu-satunya drama ruang sidang yang mengambil tema pemerkosaan.
Tapi, di tangan Jeethu, proses sidang sama pentingnya dengan fase investigasi kasus di film-film thriller. Bahkan proses sidang jauh lebih penting, karena pada akhirnya proses ini yang akan menentukan nasib dari para tokoh utama, korban dan pelakunya.
Sutradara ‘Neru’
Film dengan durasi yang sebagian besar dihabiskan di ruang sidang tidak akan menarik bagi sebagian penonton. Makanya banyak film genre ini memilih untuk membuat adegan sidangnya berlebihan, visualnya keren, dialognya heroik —jika tak mau dikatakan lebay, dan seringkali terlihat fiktif.
Sekali lagi, Neru ini dibuat dan ditulis oleh Jeethu Joseph, si pembuat Drishyam–film thriller India paling sukses di seluruh dunia. Jeethu berusaha keras untuk membuat drama ruang sidang ini menarik, sangat detil, dengan akurasi tinggi tanpa mengurangi kedalaman emosional.
Dari gangguan stres pasca kejadian yang dialami Sara, rasa ketidakberdayaan keluarganya, ketakutan Vijayamohan (Mohanlal) si pengacara korban, kelihaian pengacara pembela yang tangguh, hingga intimidasi pelaku dan kekuasaan keluarganya, semua unsur ini dapat ditangkap dengan baik oleh Santhi Mayadevi dan Jeethu Josep sebagai penulis naskah.
Terdapat beberapa momen menegangkan, misteri, dan mengharu biru di film ini. Bukan berarti bahwa Neru ingin bertujuan menjadi film thriller atau lainnya. Sama sekali tidak! Neru tetap setia pada genre yang diusungnya.
Penonton sudah tahu siapa pelakunya sejak awal. Hal-hal seperti kapan kejadiannya, bagaimana proses kejahatan itu terjadi, hingga sanggahan-sanggahan pengacara pembela yang justru berhasil memutar balikkan fakta, membuat Neru menjadi seru dan menegangkan. Semuanya diungkap di ruang sidang.
Pemain ‘Neru’
Saya suka karakter Sara. Ia tidak seperti korban pemerkosaan biasanya. Ia berani mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajahnya. Seolah ia ingin menyampaikan pesan bahwa ia berani menghadapi keadaan sesulit apapun, keadilan harus diperjuangkan dan ditegakkan.
Sikapnya sama seperti saat pertama kali Sara mengalami kebutaan di usia 12 tahun. Ia bertekad untuk memaksimalkan inderanya yang tersisa untuk menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Hal ini juga ditegaskan oleh Vijayamohan dalam dialog penutupnya pada Radhakrishnan bahwa “Perempuan masa kini tidak akan tinggal diam ketika ia menderita ketidakadilan.”
Mohanlal menyampaikan dialognya dengan ekspresi yang sempurna. Tidak meledak-ledak atau terkesan menggurui. Tapi ekspresinya cukup membuat musuhnya menjadi ngeri. Dan penonton pun akan bertepuk tangan karenanya.
Ada momen yang terjadi antara Sara dan Vijayamohan. Kedua aktor melakukannya dengan sangat baik, hingga meninggalkan rasa tercekat di tenggorokan. Luar biasa.
Tidak hanya Mohanlal, pemeran pendukungnya juga luar biasa. Baik Santhi, Siddique, Priyamani, Jagadish atau Mathew Varghese, yang berperan sebagai juri. Tentu saja, Anaswara Rajan adalah bintangnya. Sebagai korban, ia mampu bertransformasi dari kerentanan, kesabaran, hingga tekad untuk memperjuangkan keadilannya.
Penutup
Sebagai penutup, Neru sangat berbeda dengan Drishyam. Neru disajikan lebih realistis. Meski demikian, Neru tak kalah bagusnya dibandingkan dengan Drishyam.
Rekomended ?
Ringkasan ‘Neru’
? Sinopsis : Baca disini
- ? Negara: India
- ? Pemain: Mohanlal, Anaswara Rajan, Shiddiqie, Santhi Mayadevi
- ? Bahasa: Malayalam
- ? Genre: Drama Ruang Sidang
- ? Penulis cerita: Jeethu Joseph, Santhi Mayadevi
- ? Sutradara: Jeethu Joseph
- ? Rilis: 21 Desember 2023
- ? Durasi: 152 Menit